Pentingnya Menjaga Hubungan Baik dengan Manusia

By Rani Oktapiyonita - November 09, 2019

Saya pernah dulu beberapa kali bermasalah dengan manusia. Saya pernah diam-diaman dengan saudara dan kerabat. Pernah cekcok mulut, pernah sindir-sindiran di media sosial, pernah membuat orang lain terluka dengan omongan saya. Bahkan hingga menangis. Saya pernah melukai perasaan orang lain, baik yang disadari ataupun tidak. 

Dengan berbagai hal yang sangat tidak mengenakkan itu, saya merasakan efek tidak nyaman luar biasa. 

Cekcok yang berakhir dengan diam-diaman merupakan hal paling menjengkelkan. Diam-diaman dengan orang yang hampir setiap waktu kita melihatnya. Tiap melihatnya dada rasa bergemuruh, jantung berdetak lebih cepat. Antara benci didiamkan, dan gengsi ingin menyapa. Jadinya salah tingkah saat bertemu. 

Sindir-sindiran di media sosial. Apalagi kalau orangnya punya lidah setajam silet, kata-katanya nyelekit. Atau bahkan berani memfitnah demi melampiaskan kekesalan kepada kita. Uuuh, greget sama makhluk baginian!

Apapun itu masalahnya, asalkan berhubungan dengan rusaknya silaturahmi dengan orang lain itu siksaan batin. Apalagi dengan orang yang kita biasanya akrab. 

Makanya sekarang saya berusaha agar tidak membuat masalah dengan orang lain. Biar dizholimi, yang penting tidak menzholimi. Kesalahan kepada manusia lebih susah urusannya, apalagi tipikal manusianya pendendam. Bisa-bisa salah kita dibawa mati. 

Saya lebih berusaha menjaga lisan. Walau kadang tulisan masih suka kebablasan komentar di postingan orang. Itupun tetap dijaga, kata-katanya jangan nampol-nampol amat.

Sejatinya kesalahan kepada sesama manusia itu ibarat noda di baju putih. Berbagai noda yang melekat, memiliki tingkat kesulitan tersendiri saat membersihkannya. Ada yang cukup dikucek, ada yang mesti direndam dulu sekian jam, ada yang mesti ditambah zat pembersih dan pemutih. Supaya bisa kembali terlihat sebersih semula.

Begitupun dengan kesalahan pada sesama manusia. Ada yang bisa dimaafkan hanya dengan ungkapan maaf. Ada juga yang mesti ditambah dengan bingkisan, dengan embel-embel dan syarat tertentu. Bahkan ada yang bagaimanapun berusaha menghapus kesalahan itu, bekasnya tidak mau hilang meski telah dimaafkan.





  • Share:

You Might Also Like

0 Comments