Kenapa Aku Ngeblog?

By Rani Oktapiyonita - October 09, 2019



Waktu kecil aku suka membaca, tapi tidak suka menulis. Paling senang pelajaran membaca, tapi malas menulis pekerjaan rumah.

Sejak bisa membaca, segala tulisan yang tampak, kubaca. Mulai dari tulisan spanduk pinggir jalan, tulisan di kemasan makanan, robekan koran, apalagi buku-buku cerita dan majalah bergambar. Saya suka, saya suka.

Satu hal fakta yang membuat takjub sejak saya bisa membaca adalah: saya menyadari kalau tulisan yang ada di video clip lagu minang, yang berganti-ganti warna saat penyanyinya menyanyi, adalah tulisan lirik lagu itu sendiri.

Aku yang suka lagu minang, tentu sangat bahagia dengan kenyataan ini. Aku bisa menikmati lagu sambil menyimak liriknya. Bisa membantu menghafal lagunya juga.

Tapi sayangnya, sejak bisa membaca lirik lagu di video clip, sekuat hati saya mencoba mengalihkan mata dari tulisan lirik, dan fokus pada gambar video, saya selalu gagal. Selalu mata ini tidak bisa lepas dari tulisan yang bergerak dan berganti warna itu. Asem!.

Saya masih istiqomah dengan hobi baca, hingga SMP. Saat SMA, saya sudah sangat jarang membaca dan lebih senang menulis. Bukan menulis pekerjaan rumah, tapi menulis diary.

Aku remaja, sukses menjadi anak muda introvert yang senang rebahan. Hari-hari dilalui di kamar, kecuali jamnya sekolah. Di dalam kamar, aku berkutat dengan pena dan buku, menulis di buku harian.

Kemaren-kemaren masih ketemu buku-buku zaman alay itu. Tapi malas membacanya. Bukan karena tulisannya jelek, tapi isi cerita di dalamnya unfaedah beud, sumvah.

Dari buku-buku itu aku menyadari bahwa masa-masa SMA-ku adalah masa-masa kelam dengan kebucinan haqiqi. Isi diari itu seputaran cinta, cinta dan cinta. Membosankan!.

Tanpa ingin mengingat secuilpun kenangan yang pernah ada di buku harian, aku berniat membakar buku purbakala itu. Biar masa lalu menjelma jadi abu yang bahkan bekasnya hilang diterjang hembusan angin dan aliran hujan. Lenyap.

Sejak tamat SMA hingga sekarang, tidak ada lagi catatan harian, tidak juga tulisan-tulisan lain. Kecuali tugas portofolio dan resume.

Aku masih suka curhat, tapi semua tertuang dalam status-status facebook. Mulai dari ngantuk, sedih, bahagia, lapar, lelah, suntuk bosan, semua ada statusnya.

Kesenangan membuat status akhirnya menimbulkan kebosanan juga seiring bertambahnya usia dan berkembangnya pola pikir. Sudah timbul rasa malu jika terlihat alay di media sosial di usia yang mulai tidak muda lagi.

Dan sekarang?.

Aku yang beranjak dewasa telah menjelma jadi wanita dewasa seutuhnya. Sudah menikah bahkan punya bayi. Tidak lagi seorang gadis, tapi telah sukses bermetamorfosa jadi seorang istri dan seorang mama. Mamah muda.

Sebagai seorang mama rumah tangga yang mendedikasikan seluruh jiwa dan raga untuk keluarga, banyak hal yang aku rasakan. Dan itu ada yang rasanya perlu diabadikan dalam bentuk gambar bahkan tulisan. Ada yang sekedar ingin dijadikan kenangan, dan ada juga yang rasanya bisa untuk pelajaran dan dibagikan.

Here we go, now!. Di sini kita sekarang!. Aku memutuskan kembali merajut kata lewat tulisan. Dan aku memilih ngeblog sebagai wadahnya.

Kenapa blog?. Supaya spacenya lebih banyak, tulisannya lebih panjang, dan yang penting hanya dibaca oleh orang tertentu. Itupun kalau ada yang membaca. Kalau tidak?. Tidak masalah. Kali saja nanti anak-anakku bisa kupaksa membaca tulisan receh bin gaje mamanya ini.


  • Share:

You Might Also Like

0 Comments