Menyesal Menikah : Jangan Sampai Terjadi!

By Rani Oktapiyonita - October 10, 2019

Credited: instagram @zaskiasungkar15


No marriage is perfect!

Di dunia ini tidak ada yang sempurna. Begitupun rumah tangga. Begitupun masing-masing pribadi pasangan yang membina rumah tangga. Pasti memiliki kekurangan.

Kekurangan inilah yang nantinya akan jadi bumerang di kemudian hari, jika tidak bijak dalam menyikapinya. Banyak kegagalan pernikahan terjadi karena penyesalan, merasa salah memilih pasangan. 

Memilih jodoh berbeda dengan memilih orang tua tempat kita dilahirkan. Memilih orang tua untuk tiap individu, murni ketetapan Allah SWT. Kita tidak diberi pilihan ingin orang tua yang bagaimana. 

"Ya Allah, aku ingin orang tua kaya raya, keturunan sultan. Lahirkan aku sebagai Rafathar."

Ya jelas tidak bisa.

Beda dengan jodoh. Sebelum menikah, alaminya, kita bisa melihat dulu dengan siapa kita akan menikah. Bahkan bisa mendekati dan mengenalnya lebih dekat. Mengetahui gambaran calon kita ini seperti apa lewat taaruf, pengenalan.

Saya sebelum menikah sempat kenal dengan banyak lelaki. Sempat ingin dilamar oleh berbagai tipe lelaki. Dan di situlah hak prerogatif saya menentukan, "gue ingin menikah dengan orang yang begini, begini dan tidak begitu". 

Jadilah saya menikah dengan dia yang sakarang jadi suami saya. Tentunya setelah melalui berbagai pertimbangan. Dan tentunya juga saya sudah siap dengan konsekuensinya. 

Suami saya tipikal lelaki yang bisa membuat saya nyaman. Kami nyambung. Karakter dan cara pandang kami 65% mirip, mungkin efek golongan darah yang sama-sama O+. Emang ngaruh?. Katanya sih gitu.

Saya rasa, dengan apa yang ia punya dan apa yang saya miliki, tidak akan sulit menyatukan kami. At first, itulah yang ada dipikiran saya.

Namun pada nyatanya, kemiripan sifat dan kesamaan pola pikir tidak menjamin keharmonisan. Kami yang sama-sama suka dimanja, tidak lantas membuat kami  otomatis juga saling suka memanjakan. Kami yang sama-sama penyayang, tidak lantas membuat kami selalu berada dalam kemesraan.

Kesamaan saja tidak menjamin keharmonisan, apalagi perbedaan. Namun bukan berarti dengan banyaknya perbedaan membuat hubungan berantakan. Itulah gunanya saling melengkapi, saling mengerti. Itulah gunanya kedewasaan diri. 

Dalam berumah tangga, akan ada hal-hal yang rasanya tidak akan mendatangkan masalah, tapi nyatanya menimbulkan konflik. Akan ada hal-hal mengejutkan yang akan kita temui dari pasangan yang sebelumnya tidak pernah kita tahu. Akan ada roller coster perasaan di sana. Pasti!.

Namun kembali lagi pada diri kita masing-masing. Bagaimana cara kita menjalaninya saja. Jika timbul masalah, bagaimana kita menyikapinya saja.

Menikah itu berarti menyatukan dua orang berbeda. Menyatukan dua pola pikir dan kepribadian berbeda. Jika ada kelebihannya, disyukuri. Jika banyak kekurangannya, diperbaiki dan dilengkapi. 

Jangan sesekali timbul penyesalan dalam menikah. Karena pernikahan itu kita yang inginkan dan pasangan juga kita yang memilih sendiri. Kita yang memutuskan menikah dengan pasangan kita saat ini. Maka, bertanggung jawablah dengan pilihan sendiri. 




  • Share:

You Might Also Like

0 Comments